" Kebetulan kemarin aku baru ketemu dia lho..."
" Kebetulan banget ya, kamu ngasih aku hadiah ini. Dari dulu aku pengennn banget..."
" Kebetulan sekali, kita ketemu di sini..."
" Kebetulan aku lagi nggak punya uang... Muflis abis..."
"Ahhh, kebetulan banget ya soalnya susah..."
" Semua aku traktir... Kebetulan aku baru menang lomba..."
"Kebetulan..........."
Sahabat sekalian pasti sering banget dengar atau mengatakan kebetulan, kebetulan, dan kebetulan. Jika mau menghitungnya, mungkin dalam satu hari sahabat sekalian sudah mengatakan kata ini berkali- kali. Entah dengan tanpa disadari atau tidak.
Tapi pernahkah sahabat sekalian berfikir, apa benar ini hanya kebetulan semata? Apa benar tidak ada suatu maksud mengapa kita dipertemukan dengan si A, diketemukan dengan suatu peristiwa, atau yang lainnya? Mengapa harus di saat itu? Mengapa dan Mengapa?
Pernahkah sahabat bertanya atau merenungi setiap "kebetulan" yang terjadi pada kita? Jikalau kita berfikir beberapa kejadian yang ada di sekitar kita itu merupakan kebetulan, lantas dimanakah campur tangan Alloh serta hukum sebab- akibat itu letaknya? Atau mungkin dari kita banyak yang berfikir bahwa sebagian peristiwa di sekitar kita terdiri dari tiga macam hal yakni sesuatu yang berkebetulan, karena sudah takdir Alloh, dan bersebab akibat. Lantas berapakah porsinya untuk masing- masing itu? Dapatkah kita menentukan dengan pasti prosentasenya?
Jika sahabat sekalian pernah membaca buku yang berjudul The Secret tentu akan familiar dengan hukum The Law of Attraction (Hukum tarik menarik). Inti dari hukum tersebut ialah apa yang kita pikirkan, itulah yang semesta berikan. Jadi segala hal yang terjadi pada kita itu disebabkan oleh pemikiran kita. Titik.
Sudah?
Apakah cukup sampai disitu kalimatnya?
Ya, menurut buku itu, alam semesta akan memberikan apa yang kita fikirkan. Akan tetapi, saya meyakini bahwa tentu saja itu semua atas izin Alloh SWT. Jadi, bagi yang belum/ sudah membaca bukunya, memang sedikit banyak menimbulkan pertanyaan- pertanyaan maupun kontroversi. Akan tetapi semua kembali kepada kita, bagaimana cara kita memfilter setiap informasi yang kita dapatkan serta selalu mengembalikan pada kata "menurut Islam...".
Kembali lagi ke bahasan utama kita.
Jika kita melihat kata "kebetulan" dari sudut pandang seorang muslim, maka kita akan menyandarkannya pada Al- Qur'an. Berikut beberapa ayat yang memberikan penegasan bahwa tidak yang namanya kebetulan di dunia ini:
"Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS: Ad-Dukhan:38 – 39)
"Dan pada sisi Alloh-lah
kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia
sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan
tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu
yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz)" (QS: Al-Anaam:59 )
Merujuk dari dua ayat di atas, maka tidak ada yang namanya kebetulan. Semua sudah ada masanya, sudah ada catatannya, dan sudah ada yang mengaturnya. Inilah sunatullah yang akan terus berlaku dan kesemuanya merupakan ketentuan Alloh. Semua kejadian bagi tiap manusia sudah termaktub di Lauhul Mahfudz. Jadi jelas sekali, tidak ada yang namanya kebetulan. Jika ada sesuatu hal yang tidak kita sangka, mulai sekarang jangan bilang kebetulan lagi ya. Hal itu merupakan kekeliruan. Gantilah kata kebetulan dengan Qodarullah. Karena segala sesuatunya sudah diatur oleh Alloh.
Dan lagi, jangan lupa tentang hukum sebab akibat (sekali lagi atas izin Alloh tentunya). Jika menanam bibit yang baik, tentunya akan memanen buah yang baik pula. Pun begitu dengan sebaliknya. Jika buruk bibit yang kita tanam, maka yang akan kita terima juga buruk hasilnya. Maka dari itu, apa- apa yang terjadi pada kita, itulah buah dari apa yang kita tanam. Entah akan kita tuai di dunia atau di akhirat. Tapi sekali lagi, kesemuanya merupakan atas izin Alloh.
Jadi jelas bukan, sandarkan segalanya pada Alloh semata. :)
0 komentar:
Posting Komentar