Ada yang tahu bedanya Jilbab dan Hijab?
Hijab
menurut Al Quran artinya penutup secara umum, Alloh SWT dalam surah Al
Ahzab ayat 53 memerintah kepada para shahabat Rosulullah pada waktu
mereka
meminta suatu barang pada istri Nabi agar memintanya dari balik
hijab. Jadi, hijab bisa berupa tirai pembatas. Terkadang kata hijab
dimaksudkan ya jilbab itu sendiri. Sedangkan makna lain dari hijab
adalah sesuatu yg menutupi atau menghalangi dirinya. Hijab sendiri
berasal dari kata hajaban yang artinya menutupi, dengan kata lain
al-Hijab adalah benda yang menutupi sesuatu. Syaikh Al Bani rahimahullah
mengatakan, “Setiap jilbab adalah hijab, tetapi tidak semua hijab itu jilbab, sebagaimana yang tampak.”
Bagaimana
halnya dengan jilbab? Hal ini tertuang dalam perintah Alloh, surah
Al-Ahzab ayat 59 “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka…" Jilbab menurut standar Bahasa Arab berarti selendang,
atau pakaian lebar yang dipakai wanita untuk menutupi kepada, dada dan
bagian belakang tubuhnya. Jadi jilbab pada umumnya adalah pakaian yang
lebar, longgar dan menutupi seluruh bagian tubuh. Sebagaimana
disimpulkan oleh Al Qurthuby: “Jilbab adalah pakaian
yang menutupi seluruh tubuh." Jadi jilbab sebenarnya adalah baju longgar
yang menutupi seluruh tubuh perempuan dari atas sampai bawah.
Pertanyaannya, sudahkah sahabat putri sekalian mengenakan hijab? (jawab dalam hati masing- masing nggak papa..^^)
Jikalau belum, silakan bisa dibaca postingan saya sebelumnya ya. Semoga menjadi salah satu jalan untuk menggapai hidayah. :)
Di postingan kali ini, masih melanjutkan postingan yang sebelumnya yakni masih sama berbicara seputar hijab.
Saat
ini dimana- mana ada yang namanya video tutorial hijab, buku/majalah
tutorial hijab, serta gambar wanita hijab warna- warni yang modelnya
beraneka rupa. Sekarang pun sudah banyak ditemui wanita yang berhijab di
tempat umum, di kampus, dan di mana saja. Beda banget ya kondisinya
saat saya kecil dulu. Jarang sekali ditemui wanita yang berhijab.
Kalaupun ada, hijabnya masih sederhana banget. Warnanya biasanya yang
lembut seperti putih, putih tulang atau gelap seperti coklat, hitam,
biru. Bahkan saya pernah dengar (mungkin saya pas belum lahir atau nggak
ingat saja), bahwa dulu sempat ada yang namanya pelarangan wanita
untuk berjilbab terutama di instansi- instansi tertentu seperti di
sekolah. Bersyukurlah kita sekarang, kondisinya sudah berlainan. Saat
ini kebebasan wanita untuk mengenakan hijabnya sudah nggak dilihat aneh
ataupun di larang- larang seperti yang lalu.
Akan
tetapi, entah mengapa saat ini banyak wanita yang berhijab justru
membuat saya terkadang sering merasa gelisah. Bukan karena saya jadi
kalah cantik lho. Hehe. Esensi berjilbab kan bukan untuk cantik-
cantikan. Senang karena saudari kita sudah menutup auratnya sih iya.
Tapi jauh di lubuk hati saya yang terdalam (berapa meter yak dalamnya :D
), terdapat sebuah pertanyaan besar yang mungkin cukup sulit untuk
dijawab.
Apakah
niat kita dalam mengenakan hijab itu? Benar karena sudah mendapat
hidayah Alloh atau hanya mengikuti tren fashion belaka yang membuat
hijab menjadi semakin menarik? Ataukah karena banyak teman kita yang
mengenakannya?
Kalau sudah menyangkut niat, silakan melihat ke dalam hati masing- masing.
Akan
tetapi, yang hijabnya masih pendek atau belum seperti perintah
berjilbab yang tertuang dalam Al- Qur'an, yuuk sedikit demi sedikit
perbaiki hijabnya. Yang sudah berhijab syar'i semoga tetap istiqomah dan
meluruskan niatnya kembali. Apa benar sudah murni melaksanakan
kewajiban as muslimah. Jangan karena hijab yang kini berwarna warni dan
bermacam modelnya itulah yang membuat kita berhijab. Kalau hanya seperti
itu, kita hanya menuruti tren semata. Padahal tren itu cenderung
berganti/beruah. Jangan sampai nih, ketika tren berhijab tergeser oleh
tren yang lain, kita pun jadi meninggalkan hijab kita. Naudzubillaah.
Hati-
hati dengan hijab punuk unta ya. Yang biasanya pakai cepol di kepala,
mulai saat ini sebaiknya jangan lagi digunakan. Mengapa?
Pun
begitu pula, yang sudah berhijab syar'i. Kembali lagi ke niat kita.
Apakah berhijab syar'i nya kita benar- benar karena kesadaran akan
kewajiban atau hanya sekedar mengikuti tren pula. Kalau begitu, kita tak
ubahnya seperti yang lainnya. Jangan sampai deh, berhijab syar'i tapi
di lain waktu (misal saat endorse suatu produk) hijabnya ganti yang agak
pendek. Atau berhijab syar'i tapi masih tabarruj (berdandan yang
berlebihan). Banyak juga lho sekarang, jilbabnya sudah lebar, pakaian
sudah longgar, tapi foto- foto cantiknya masih ada di berbagai sosial
media. Foto dengan wajah yang cantik (dengan riasan yang menarik) juga
bertebaran dimana- mana dan jadi pusat perhatian. Jadi sedih. Meski
sudah berhijab syar'i, kita tetap harus menjaga diri ya. :(
Diri
ini pun tak luput dari kesalahan. Saya mungkin juga pernah tak
istiqomah ataupun seperti itu pula. Semoga tulisan ini juga menjadi
suatu pengingat terutama untuk diri sendiri. Semoga kita terus berbenah
menjadi pribadi yang baik lagi terutama dalam berhijab syar'i. Ingat, no
tabarruj ya.
0 komentar:
Posting Komentar