16/03/14

Yuuk Ber(jilbab)Hijab Syar'i



Ada yang tahu bedanya Jilbab dan Hijab?

Hijab menurut Al Quran artinya penutup secara umum, Alloh SWT dalam surah Al Ahzab ayat 53 memerintah kepada para shahabat Rosulullah pada waktu mereka meminta suatu barang pada istri Nabi agar memintanya dari balik hijab. Jadi, hijab bisa berupa tirai pembatas. Terkadang kata hijab dimaksudkan ya jilbab itu sendiri. Sedangkan makna lain dari hijab adalah sesuatu yg menutupi atau menghalangi dirinya. Hijab sendiri berasal dari kata hajaban yang artinya menutupi, dengan kata lain al-Hijab adalah benda yang menutupi sesuatu. Syaikh Al Bani rahimahullah mengatakan, “Setiap jilbab adalah hijab, tetapi tidak semua hijab itu jilbab, sebagaimana yang tampak.”

Bagaimana halnya dengan jilbab? Hal ini tertuang dalam perintah Alloh, surah Al-Ahzab ayat 59 “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…" Jilbab menurut standar Bahasa Arab berarti selendang, atau pakaian lebar yang dipakai wanita untuk menutupi kepada, dada dan bagian belakang tubuhnya. Jadi jilbab pada umumnya adalah pakaian yang lebar, longgar dan menutupi seluruh bagian tubuh. Sebagaimana disimpulkan oleh Al Qurthuby: “Jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh." Jadi jilbab sebenarnya adalah baju longgar yang menutupi seluruh tubuh perempuan dari atas sampai bawah.



Pertanyaannya, sudahkah sahabat putri sekalian mengenakan hijab? (jawab dalam hati masing- masing nggak papa..^^)
Jikalau belum, silakan bisa dibaca postingan saya sebelumnya ya. Semoga menjadi salah satu jalan untuk menggapai hidayah. :)
Di postingan kali ini, masih melanjutkan postingan yang sebelumnya yakni masih sama berbicara seputar hijab. 

Saat ini dimana- mana ada yang namanya video tutorial hijab, buku/majalah tutorial hijab, serta gambar wanita hijab warna- warni yang modelnya beraneka rupa. Sekarang pun sudah banyak ditemui wanita yang berhijab di tempat umum, di kampus, dan di mana saja. Beda banget ya kondisinya saat saya kecil dulu. Jarang sekali ditemui wanita yang berhijab. Kalaupun ada, hijabnya masih sederhana banget. Warnanya biasanya yang lembut seperti putih, putih tulang atau gelap seperti coklat, hitam, biru. Bahkan saya pernah dengar (mungkin saya pas belum lahir atau nggak ingat saja),  bahwa dulu sempat ada yang namanya pelarangan wanita untuk berjilbab terutama di instansi- instansi tertentu seperti di sekolah. Bersyukurlah kita sekarang, kondisinya sudah berlainan. Saat ini kebebasan wanita untuk mengenakan hijabnya sudah nggak dilihat aneh ataupun di larang- larang seperti yang lalu.

Akan tetapi, entah mengapa saat ini banyak wanita yang berhijab justru membuat saya terkadang sering merasa gelisah. Bukan karena saya jadi kalah cantik lho. Hehe. Esensi berjilbab kan bukan untuk cantik- cantikan. Senang karena saudari kita sudah menutup auratnya sih iya. Tapi jauh di lubuk hati saya yang terdalam (berapa meter yak dalamnya :D ), terdapat sebuah pertanyaan besar yang mungkin cukup sulit untuk dijawab.

Apakah niat kita dalam mengenakan hijab itu? Benar karena sudah mendapat hidayah Alloh atau hanya mengikuti tren fashion belaka yang membuat hijab menjadi semakin menarik? Ataukah karena banyak teman kita yang mengenakannya?

Kalau sudah menyangkut niat, silakan melihat ke dalam hati masing- masing.

Akan tetapi, yang hijabnya masih pendek atau belum seperti perintah berjilbab yang tertuang dalam Al- Qur'an, yuuk sedikit demi sedikit perbaiki hijabnya. Yang sudah berhijab syar'i semoga tetap istiqomah dan meluruskan niatnya kembali. Apa benar sudah murni melaksanakan kewajiban as muslimah. Jangan karena hijab yang kini berwarna warni dan bermacam modelnya itulah yang membuat kita berhijab. Kalau hanya seperti itu, kita hanya menuruti tren semata. Padahal tren itu cenderung berganti/beruah. Jangan sampai nih, ketika tren berhijab tergeser oleh tren yang lain, kita pun jadi meninggalkan hijab kita. Naudzubillaah.

Hati- hati dengan hijab punuk unta ya. Yang biasanya pakai cepol di kepala, mulai saat ini sebaiknya jangan lagi digunakan. Mengapa?


Pun begitu pula, yang sudah berhijab syar'i. Kembali lagi ke niat kita. Apakah berhijab syar'i nya kita benar- benar karena kesadaran akan kewajiban atau hanya sekedar mengikuti tren pula. Kalau begitu, kita tak ubahnya seperti  yang lainnya. Jangan sampai deh, berhijab syar'i tapi di lain waktu (misal saat endorse suatu produk) hijabnya ganti yang agak pendek. Atau berhijab syar'i tapi masih tabarruj (berdandan yang berlebihan). Banyak juga lho sekarang, jilbabnya sudah lebar, pakaian sudah longgar, tapi foto- foto cantiknya masih ada di berbagai sosial media. Foto dengan wajah yang cantik (dengan riasan yang menarik) juga bertebaran dimana- mana dan jadi pusat perhatian. Jadi sedih. Meski sudah berhijab syar'i, kita tetap harus menjaga diri ya. :(

Diri ini pun tak luput dari kesalahan. Saya mungkin juga pernah tak istiqomah ataupun seperti itu pula. Semoga tulisan ini juga menjadi suatu pengingat terutama untuk diri sendiri. Semoga kita terus berbenah menjadi pribadi yang baik lagi terutama dalam berhijab syar'i. Ingat, no tabarruj ya.

Share to

Facebook Google+ Twitter Digg

0 komentar:

 

Delicious Cupcakes Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
and web hosting