03/12/14

Pilih Calon Suami yang Kaya?? Silakan Dibaca...



pic source
Menarik untuk ditelisik profil si pria yang hendak menikahi calon istrinya. Empat jempol (plus jempol kaki saya. Hehe) saya acungkan untuk pria yang berani menikah dalam kondisi nol bahkan minus. Delapan jempol (minjam jempol tetangga) saya berikan pula untuk wanita yang mau- maunya menerima pria ini dalam keadaan ikhlas lillahi ta'ala (bukan pasrah lho). Mau menerima pinangan dan bersemangat menjalani kehidupan bersama dari bawah sekali. Jarang- jarang ada wanita yang mau memulai kisah awal kehidupan berumah tangga dari nol, berangkat dari ketidakpunyaan sang calon suami. Masih ada (mungkin juga cukup banyak) wanita di luar sana yang mau menerima calon suaminya apa adanya bukan karena ada apa- apanya.

Ini bukan curcol saya semata lho, wkwkwk, tetapi berangkat dari pengamatan saya kepada kawan2 yang lainnya.

Menurut hemat saya, memang lebih asiik dan menantang untuk memulai kehidupan awal dari nol. Bersama dengan istri membangun usaha, melalui jatuh bangun usaha, saling meyemangati dan bahu membahu dalam kehidupan berumah tangga. Alangkah indahnya ketika istri dengan mata berbinar- binar menerima rizki dari Alloh lewat usaha kita, yang ia tahu bahwa tidak setiap hari usaha suaminya berbuah manis. Bagaimana berhati- hatinya sang istri tersebut mengalokasikan dana, memangkas beberapa cabang pengeluaran, dan tak jarang menahan keinginan- keinginannya. Mula- mula berangkat dari kondisi ketidakpunyaan itulah, ketika nantinya pasangan tersebut sukses, maka kesuksesan yang mereka reguk bersama akan lebih terasa.

Jika saya kaitkan dengan kesetiaan (baik dari pihak suami maupun istri), biasanya jika dari awal sudah bersusah susah bersama, maka kesetiaannya (seharusnya) sudah terjamin. Apabila sang istri sudah mau dan berhasil 'dibawa' melalui fase- fase sulit, ketangguhannya sudah teruji. Alangkah 'bodoh'nya jika mereka bercerai. Atau mungkin justru pihak suami mendua/mentiga, dst. Ketika masa2 pahit kita lalui bersama istri tercinta, masak tega jika kita telah berhasil, kita tinggalkan/menduakan orang yang telah mendampingi kita di kala kesulitan2 menghampiri. Pun begitu pula dari pihak istri. Jika sudah mau diajak susah bersama suami dan mampu bertahan hingga berhasil, tak ayal kesetiaan sang istri pun seharusnya tak patut untuk dipertanyakan.

Nah, menarik jika sang calon suami ini sudah sukses duluan atau dengan kata lain sudah mapan sebelum menikah. Saya acungi empat jempol pula bagi yang sudah mempersiapkan diri (terutama dlm hal ekonomi) untuk mempersiapkan kehidupan berumah tangga bersama istrinya kelak. Minimal tak kan membiarkan keluarga terkatung- katung dalam ketidakpastian ekonomi keluarga. Hehe. Menarik pula melihat apa pertimbangan sang calon istri memilih suami yang tipe ini (mapan sebelum menikah). Apa semata hanya alasan asal kaya, kehidupan lebih terjamin, tidak perlu susah2?

Aih, memang kadang lebih banyak syak yang timbul pada calon istri yang memilih kita yang sudah mapan. Ada rasa was2 jikalau kita esok seandainya jatuh/gagal/bangkrut (semoga tidak), adakah ia masih setia mendampingi kita? Apakah ia masih disamping kita, menemani, dan tidak meninggalkan kita yang sedang 'kere' sekere-kerenya?

Dari hal itulah, saya membagi 2 kategori wanita yang lebih memilih pria mapan (bisa dibaca:kaya) untuk dijadikan suaminya:

1. Wanita baik2: alasan wanita tipe ini memilih pria mapan ialah kadang tak beralasan. (Maksudnya?). Maksudnya, mereka kadang memang langsung ketemu dengan calon yang memang mapan. Alias bejo. Bejo diketemukan dg calon suami yg mapan. Bukan sengaja milih yang mapan lho. Atau, mungkin mereka memang sengaja memilih yang mapan demi kehidupan calon anaknya kelak. Wanita tipe ini tidak neko2. Sudah tahu calon suaminya mapan/kaya, ia tidak memanfaatkannya alias tidak minta yang macam- macam. Apalagi sebelum nikah, mana berani minta dibeliin ini itu (padahal mungkin hanya barang murah).

2. Wanita tidak baik: alasan wanita tipe ini memilih calon suami yang mapan ialah demi dirinya, demi gengsi, atau demi harkat/martabat. Biasanya punya suami kaya/mapan buat songong-songongan. " Ini lho suamiku kaya, jabatannya Direktur di.. Punya mobil...". Nyombongnya bisa secara langsung/tidak langsung. Sombong baik2, tersirat, maupun sombong yang keterlaluan. Kalau mau lihat wanita seperti ini, lihat saja sebelum nikah, biasanya sudah berani banyak minta. Belum resmi jadi suami istri saja, sudah berani bilang "Mas,besok aku dibeliin gelang/hp/rumah itu ya.. Ya mas ya..", " Beliin itu dong mas.. ", "Besok pokoknya harus ada pembantu.." Atau lihat saja tongkrongannya sebelum nikah. Jika pakaiannya merk terkenal, dandanannya wah, perawatan ini itu, krim ini itu, dll, bisa dipastikan ini wanita tipe mahalll yang bisa menguras habis isi dompet. Nah, hati2, biasanya wanita yang seperti ini tidak tahan uji. Besok ketika sang suami bangkrut/miskin, biasanya wanita tipe seperti ini tidak tahan. Karena wanita yang seperti ini maunya yang enak2 saja seperti kondisi awal mereka berumah tangga.

Semoga pertimbangan para wanita yang memilih calon suami (baik calon suami yg belum mapan/sudah mapan) itu didasarkan pada pertimbangan yang baik2. Dan untuk para pria (sekali lagi, baik yg sudah mapan/belum mapan), hendaknya memilih istri yang baik2, enggak matrealistis.

_latihan nulis_
_dari mamas_

Share to

Facebook Google+ Twitter Digg

0 komentar:

 

Delicious Cupcakes Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
and web hosting