10/07/14

Muna: Gadis Kecil yang Ingin Menghafal Al-Qur'an


pic source

"Bunda, tadi siang Husna lihat Muna lagi baca Al- Qur'annya Bunda," tunjuk Husna ke meja dekat ruang tamu.

"Husna ajak ngobrol?" tanya Bunda sambil mengelus sayang kepala putrinya yang masih berusia 8 tahun itu.

"Nggak Bun. Muna kan pendiam. Seringnya baca Qur'annya Bunda."

"Husna sayang, coba besok ajak ngobrol Muna. Kalian kan hampir sebaya. Pasti nyambung deh kalau ngobrol"

"Tapi Muna kan pendiam Bun. Kalau nggak nyambung gimana?"

"Kalau belum pernah dicoba, ya belum tahu dong cantik." sahut Bunda sambil memijit hidung Husna.

"Oke Bunda, besok aku coba ajak main."

"Ini baru putri kesayangan Ayah dan Bunda. Ingatlah selalu Husna, pertemanan tidak pernah memandang yang namanya kaya atau miskin. Di hadapan Alloh kita semua sama, Sayang. Justru Husna harus bersyukur jika diberi sedikit kelebihan. Dan jangan lupa untuk selalu berbagi," nasehat Bunda pada Husna.

"Siap Bunda. Husna mau selalu jadi anak yang baik deh.."

***
Keesokan harinya,
Di halaman, ada dua gadis kecil yang sedang bermain rumah- rumahan dari tanah. Mereka terlihat gembira.

"Muna, Muna.. Kenapa sih kamu sukaaa banget baca Al-Qur'an di ruang tamu?" tanya Husna ingin tahu.

"Karena aku ingin menjadi penghafal Qur'an, Husna. Maaf ya aku sering membaca tanpa izin."

"Ahh, nggak papa kok. Yuuk main lagi,"sahut Husna

 ***
Lampu remang- remang menyinari meja belajar reyot. Kaki- kaki meja sudah tidak simetris lagi. Ada segumpal kertas yang digunakan untuk mengganjal supaya meja dapat tegak dan dapat digunakan untuk belajar.

Ada gadis kecil berusia hampir 8 tahun yang sedang membaca Al- Qur'an. Meski hanya diterangi lampu kamar dan lampu belajar yang ber-watt kecil, namun semangatnya tak redup. Mushaf yang sedang ia baca pun sepertinya usianya sama tuanya dengan meja belajar. Mushaf usang yang lembarnya telah berwarna kuning dimakan usia.

"Shadaqallahul 'azhim...." Gadis kecil itu selesai membaca Al- Qur'an lalu menutupnya.

Lalu gadis kecil itu berbalik badan.

Dengan mata berbinar gadis kecil itu berkata," Mak, kata Pak Ustad, kelak Emak bisa mendapat jubah kemuliaan yang tidak pernah ada di dunia."

"Benarkah itu Nak?" tanya Mak Imah.

Tanpa kehilangan keceriaanya, Muna kecil berkata kembali," Benar Mak. Asal Muna mau terus membaca, menghafal, dan mengamalkan Al- Qur'an Mak. Muna ingin Emak dan Almarhum Bapak kelak bisa memakainya. Do'akan Muna ya Mak. Biar cepet lancar dan bisa menghafal"

Tanpa terasa, ada hati yang bergetar dan airmata yang menetes disana. Emak memeluk Muna dengan sayang. Hati Emak terasa terharu dengan apa yang dikatakan Muna. Tapi di sisi lain, hati Mak Imah amat terenyuh melihat Al-Qur'an di samping Muna. Ah, seandainya bisa membelikan Al-Qur'an yang bagus.

Ada hati- hati lain yang menangis di sana. Tiga pasang mata sedang menyaksikan adegan itu. Sudah menjadi kehendak Yang Kuasa, jika jendela kamar itu setengah terbuka sehingga Ayah, Bunda, Husna bisa melihat jelas Mak Imah, Muna, dan Al-Qur'an yang berusia tua.

***
Keesokan harinya kembali,
Dua mushaf indah dari Syaamil Qur'an terletak di atas meja Muna. Bukan main senangnya hati Muna. Ada kartu ucapan menyertainya:
Untuk Mak Imah dan Muna
Muna, teruslah menghafal Al-Qur'an. Kelak pakaikan jubah kemuliaan yang teramat indah untuk kedua orangtua. 
Kami sayangg kalian. :)

Flash Fiction ini diikutsertakan pada Lomba Menulis Cinta Al- Qur'an
FF ini terdiri dari 499 kata (diluar judul dan kalimat keterangan keikutsertaan lomba)


Share to

Facebook Google+ Twitter Digg

0 komentar:

 

Delicious Cupcakes Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
and web hosting